Seminar Nasional di Pekan Raya Saintek (PRS) UIN Jakarta


Seminar Nasional Pekan Raya Saintek (PRS) UIN Jakarta

Pekan Raya Saintek (PRS) diadakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pertengahan bulan November ini mengadakan berbagai rangkaian acara positif dan bermanfaat. Salah satunya yaitu Perpustakaan FST bekerjasama dengan Perpustakaan Pusat mengadakan acara Seminar Nasional dengan tema “Tanamkan Spirit Islamiyah Dalam Menghadapi Sains dan Teknologi” bertempat di Ruang Pertemuan lantai 7 Gedung Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis 16 November 2017. Cek berita selengkapnya di http://perpus.uinjkt.ac.id/content/seminar-nasional-prs-di-perpustakaan


Source Picture
http://perpus.uinjkt.ac.id/sites/default/files/WhatsApp%20Image%202017-11-16%20at%2016.17.36.jpeg

0 komentar:

Layanan Rujukan di Perpustakaan Umum Daerah

Tugas Individu Mata Kuliah Layanan Rujukan Umum




Kebutuhan informasi yang sangat banyak membutuhkan waktu yang sangat cepat untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Salah satunya layanan rujukan yang disediakan melalui website milik perpustakaan. Dimana perpustakaan menyediakan informasi dan akses perpustakaan melalui website yang berisi layanan-layanan perpustakaan dan informasi lainnya yang dapat diakses oleh anggota perpustakaan dan publik menggunakan jaringan dan gadget dimanapun dan kapanpun.

Selain itu juga OCLC (Online Computer Library Center) melakukan penelitian pada tahun 2010 (Rotmianto 2015:80) terhadap public tentang kebutuhan informasi dan hasilnya responden lebih banyak menggunakan mesin pencari (search engine) untuk melakukan kegiatan ketika mencari informasi yang dibutuhkan karena lebih mudah dan simple penggunaanya dibandingkan dengan mencari informasi di perpustakaan. Hal ini membuat perpustakaan dengan kedudukan dan fungsi sebagai penyedia informasi harus lebih mengembangkan dan memperbaiki layanannya demi memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.

Di sisi lain, terdapat teori Library 3.0 yang merupakan perkembangan dari Library 2.0, dimana menurut pakar perpustakaan Ida Fajar yang dikutip oleh Rotmianto bahwa konsep Library 3.0 ini mengembangkan layanan yang mengedepankan pustakawan berinteraksi dengan pemustaka secara online menggunakan jaringan internet. Sehingga pemustaka dapat mengakses layanan yang ada di perpustakaan tanpa harus menunggu pustakawannya.

Masih menurut Rotmianto dalam tulisannya, untuk bertrasformasi menjadi Library 3.0 maka langkah yang harus dilakukan bagi perpustakaan yaitu :

Perpustakaan memiliki situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram sebagai salah satu langkah untuk mendekatkan dan menarik pengguna perpustakaan. Selain itu dapat juga digunakan untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan pemustaka.

Perpustakaan memiliki akun surat elektronik (e-mail) yang merupakan salah satu alat berkomunikasi dan dapat melayani pemustaka seperti mengirim/menerima file koleksi digital.
Perpustakaan memiliki Online Public Access Cataloging (OPAC) yang dapat digunakan oleh pemustakanya dalam menelusuri koleksi fisik maupun koleksi digital milik perpustakaan dimanapun dan kapanpun.

Di Indonesia, perpustakaan umum yang ada sudah memiliki 3 kriteria transformasi Library 3.0 tersebut, seperti memiliki akun jejaring sosial perpustakaan yang digunakan oleh pustakawan untuk berbagi informasi seperti dokumentasi kegiatan perpustakaan, dan program lainnya, memiliki akun surat elektronik (email) yang digunakan sebagai sarana menerima dan mengirim surat melalui jaringan, dan katalog online yang dapat diakses oleh pemustakanya dimana dan kapan saja. Selain itu tersedia juga program lain seperti layanan live chat pada website perpustakaan yang dapat digunakan pemustaka untuk berkomunikasi langsung dengan pustakawannya secara online melalui gadget dan jaringan dengan waktu yang sudah dijadwalkan.

Namun pada pengimplementasiannya, layanan-layanan di atas terdapat kekurangannya, yaitu :
- Kebanyakan perpustakaan menyediakan layanan online akan tetapi respon pustakawan yang diterima pemustaka sangat lambat bahkan ada yang tidak direspon sama sekali.
- Beberapa layanan dan konten informasi yang ada tidak terlalu update bahkan hanya beberapa website perpustakaan sangat aktif dalam mengupdate beritanya di website.
- Seperti perpustakaan umum daerah, mereka hanya melayani anggota perpustakaan yang berada di wilayah daerahnya saja, sedangkan pemustaka diluar wilayahnya harus tetap datang ke gedung perpustakaannya

Dari beberapa kekurangan yang saya sebutkan di atas, faktor yang sangat berpengaruh adalah skill pustakawan. Menurut Rotmianto lagi pustakawan professional yang mengelola perpustakaan harus memiliki hard skill dalam hal pengelolaan informasi, seperti :

- Mengerti dan mampu menguasai berbagai beentuk model literasi informasi saat ini agar dapat memilah dan memilih informasi yang akurat untuk pemecahan masalah pemustakanya.
- Memiliki akses yang baik (internet) dan menggunakan media penelusuran yang dimiliki perpustakaan seperti koleksi rujukan.
- Mampu mengoperasikan penelusuran yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan pemustakanya selain dari kolelksi referensi, seperti mengoprasikan search engine dan lain sebagainya
- Menguasai teknik pengklasifikasian dan ilmu perpustakaan yang berkaitan agar dapat membantu dalam proses pencarian koleksinya.
- Memahami database penyimpanan agar dapat menyimpan dan temu kembali lebih cepat.
- Menguasai bahasa asing.

Selain hard skill pustakawan juga harus memiliki soft skill dalam pengelolaan perpustakaan, seperti listening skill dimana pustakawan menerima saran dan kritik, serta pendapat maupun ide dari orang lain, communication skill yang harus dimiliki pustakawan agar hubungan antar pustakawan dengan pustakawan maupun pustakawan dengan pemustaka berjalan dengan baik termasuk ketika melayani pemustaka, dan public relation skill yang harus dimiliki untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain seperti organisasi, lembaga, maupun perpustakaan lainnya.

Di Indonesia sendiri, permasalahan SDM merupakan permasalahan yang banyak dialami oleh perpustakaan. Kurangnya tenaga SDM dalam mengelola perpustakaan masih menjadi permasalahan utama selain budgeting. Bahkan hanya beberapa pustakawan professional yang ada tidak mencukupi dan kewalahan dalam melayani pemustaka. Selain itu juga tergantung dari kemauan seorang pustakawan yang haus akan pengetahuan, memiliki sifat kreatif dan mau berusaha mengembangkan perpustakaannya.



REFERENSI

Library, M. E. R. A., & Rotmianto, M. (2015). Konsep Hard skill, Soft Skill Dan Spiritual Skill Pustakawan Menghadapi Era Library 3.0. Pustakaloka, Vol. 7. No, 79–92.

Source Picture :

https://steemitimages.com/DQmXRr9NitMDaLY4tnmVGpfVrqzHd8PULTEy84XPtYQbrd2/live-chat.png


0 komentar:

Seminar Kewirausahaan HMJ Bahasa dan Sastra Arab


Satu kata yang terlintas dalam pikiran ketika mendengar kata "Kewirausahaan"?
Dagang, Usaha, Bisnis, ada yang lain?

Dari kata Kewirausahaan sendiri apa sih makna dari kata tersebut?
Kewirausahaan dalam bahasa Inggris yaitu Entrepreneurship yang didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi yang berupa ide inovatif, peluang, atau cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

Baru-baru ini Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta mengadakan Seminar Kewirausahaan pada Rabu (22/11) kemarin yang bertempat di Teater Prof. Bustami Abdul Ghani Gedung FAH UIN Jakarta dengan tema Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa yang Kreatif, Mandiri, dan Inovatif yang dihadiri oleh Ketua Jurusan BSA UIN Jakarta M Husni Thamrin MA, Lukman Hakim selaku Motivator Spiritual in Bussiness, M Iqbal Tawakal selaku International Franchise Owner, Andanu Ibrahim selaku CEO Primeccom, dan dihadiri oleh banyak sekali peserta mahasiswa UIN Jakarta.

Walaupun kita jurusan BSA, kemampuan dalam berwirausaha harus kita miliki juga. Apalagi kita sudah ada dalam zaman MEA tidak ada alasan lagi untuk tidak memulai berwirausaha,” begitu ungkapan yang disampaikan oleh Ketua Jurusan BSA Bapak M. Husni Thamrin, MA ketika sambutan. Klik untuk baca selengkapnya di http://www.uinjkt.ac.id/id/hmj-bsa-uin-jakarta-helat-seminar-kewirausahaan/

0 komentar: